Rabu, 12 Oktober 2011

SIKLUS POSFOR

Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens, unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan. Unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi fenomena ini bukan fosforesens, melainkan kemiluminesens. Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk  hidup.

Macam-macam  Fosfor
Fosfor dapat berada dalam empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah dan putih, keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral. Fosfor putih terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor merah relatif lebih stabil dan menyublim pada 170°C pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit – atom-atom tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal yang menghantarkan listrik.

Siklus Fosfor
Daur fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan fosfor, dalam hal input atau sumber fosfor-proses yang terjadi terhadap fosfor- hingga kembali menghasilkan fosfor lagi. Daur fosfor dinilai paling sederhana daripada daur lainnya, karena tidak melalui atmosfer. Fosfor di alam didapatkan dari : batuan, bahan organik, tanah, tanaman, PO4- dalam tanah kemudian inputnya adalah hasil pelapukan batuan dan outputnya : fiksasi mineral dan pelindikan. Fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa organik. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur lokal.

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas, dll. Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman. Daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke daratan.



 


HUTAN INDONESIA SEBAGAI PARU-PARU DUNIA

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, dengan luas wilayah 1.904.556 km², dan luas perairan 4,85% dari total wilayah. Dengan Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU – 11°08′LS dan dari 95°’BB – 141°45′BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.
Diperkirakan luas hutan di Indonesia adalah 104,9 juta hektare, daerah kepulauan, dan posisi Indonesia di daerah katulistiwa adalah faktor penentu dari keadaan iklim dunia.
Banyaknya polusi di dunia menimbulkan efek rumah kaca yang sangat berbahaya bagi keadaan umat manusia, dimana menipisnya lapisan ozon di asmosfir membuat radiasi sinar matahari masuk ke permukaan dunia yang menyebabkan suhu meningkat yang mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di kutub selatan dan kutub utara. Hal ini menambah ketinggian air di permukaan bumi meningkat.
Peningkatan ini membuat was-was negara-negara yang berdekatan dengan laut, yang akan menimbulkan peningkatan luas perairan. Dan jika ini berlangsung terus menerus akan mengakibatnya tenggelamnya dataran, yang akan memusnahkan peradapan yang ada.
Disisi lain penembangan di Indonesia yang tidak terkontrol membuat luas wilayah hutan semakin menipis. Penebangan-penebangan liar sering terjadi. Dari data yang diperoleh lima tahun terakhir, hutan Indonesia hilang atau rusak seluas 13 lapangan bola per menit. Jumlah ini sama dengan 3,6 juta hektare hutan setiap tahunnya. Dari data resmi paling akhir luas hutan Indonesia (peruntukannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan, Juni 1999-Maret 2001) diperkirakan 104,9 juta hektare. Namun, berdasarkan citra satelit Landsat ETM 7 tahun 2000, luas lahan yang masih tertutup hutan hanya 93.557.000 hektare.
Kawasan hutan di Pulau Kalimantan adalah salah satu penyangga paru-paru dunia. Oleh karena itu kelestariannya harus terus dijaga dan dipelihara
selain penyangga paru-paru dunia, hutan di Kalimantan memiliki peranan menjaga keseimbangan alam sehingga daerah kepulauan yang membawahi empat provinsi itu terhindar dari bencana. Bencana yang akan datang di antaranya banjir akibat penebangan tanpa izin.

Oleh karena itu kita wajib menjaga hutan sebagai paru-paru dunia. Beberapa yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan antara lain :

Pertama, mulailah dari diri sendiri. Misalnya, peduli hidup dan masa depan lingkungan kita yang lebih baik dengan selalu mencari tahu perkembangan terbaru perubahan iklim dari berbagai sumber informasi. Sebarkan dan tularkan kepada orang di mana saja dan kapan saja.

Kedua, lakukanlah hemat energi listrik “Switch off the electricity”. Dalam hal ini, penerangan di rumah biasanya menghasilkan 5-10 persen total jejak karbon rumah tangga. Sebagian besar alat elektronik di rumah seperti televisi, kulkas, AC, penyedot debu, oven, setrika, mesin cuci, dan komputer menyerap listrik dalam jumlah besar, termasuk saat berada dalam kondisi stand by. Bila kita lakukan, hal itu akan berdampak pula pada penghematan biaya.

Ketiga, habis manis, sepah didaur ulang (recycle). Pepatah mengatakan: Habis manis sepah dibuang. Tapi, kini kita harus berpikir lebih jauh lagi karena jika membuang sampah terus-menerus tanpa mengolahnya lebih lanjut atau mendaur ulang, lingkungan akan tercemar. Lakukan pemilahan sampah organik dan nonorganik. Yang organik (seperti sisa buah, sayur, dan makanan alami) dapat dijadikan kompos, sedangkan yang nonorganik (seperti plastik, kertas, tembaga) dapat didaur ulang untuk dijadikan produk-produk lainnya. Jangan membakar sampah karena bisa menghasilkan gas-gas yang dapat menimbulkan pencemaran tanah dan udara. Kalau bosan dengan barang-barang lama, boleh juga kita menggalakkan garage sale, siapa tahu barang-barang bekas kita bisa dimanfaatkan oleh orang lain.

Keempat, lakukanlah hemat BBM dan secara bijak gunakan moda transportasi. Berdasar data WWF, sektor transportasi menyumbang 27 persen emisi CO2 (karbon dioksida) dari pembakaran bahan bakar fosil. Jadi, usahakan untuk melakukan, antara lain, berangkat ke kantor secara bersama dengan seluruh anggota keluarga atau teman-teman yang memiliki tujuan yang searah. Ini sekalian efisiensi biaya transportasi. Lakukan cek emisi karbon kendaraan pribadi dengan rutin; bila mungkin gunakan alat transportasi masal seperti kereta api, bus/busway atau kendaraan umum lainnya, serta gunakan sepeda atau berjalan kaki ke tempat yang dekat.

Kelima, hemat air. Menurut WHO, air yang layak dimanfaatkan manusia 2,5 persen dari seluruh air di bumi. Sisanya, 97,5 persen, adalah air laut. Sementara yang dapat dikonsumsi manusia hanya 1 persen dari 2,5 persen tadi.


HUTAN KOTA

Manfaat yang bisa dirasakan dalam kehidupan masyarakat perkotaan dari pembangunan hutan kota, antara lain :
1.           Manfaat estetis. Warna hijau dan aneka bentuk dedaunan serta bentuk susunan tajuk berpadu menjadi suatu pemandangan yang indah dan menyejukkan.
2.           Manfaat hidrologis. Struktur akar tanaman mampu menyerap kelebihan air apabila turun hujan sehingga tidak mengalir sia-sia melainkan dapat diserap tanah.
3.           Manfaat klimatologis. Iklim yang sehat dan normal penting untuk keselarasan hidup manusia. Efek rumah kaca akan dikurangi dengan banyaknya tanaman dalam suatu daerah. Bahkan adanya tanaman akan menambah kesejukan dan kenyamanan lingkungan.
4.           Manfaat ekologis. Keserasian lingkungan bukan hanya baik untuk satwa, tanaman, atau manusia saja. Kehidupan makhluk di alam ini saling ketergantungan. Apabila salah satunya musnah maka kehidupan makhluk lainnya akan terganggu.
5.           Manfaat protektif. Pohon dapat menjadi pelindung dari teriknya matahari, terpaan angin kencang dan peredam dari suara bising.
6.           Manfaat higienis. Dengan adanya tanaman, bahaya polusi mampu dikurangi karena dedaunan tanaman mampu menyaring debu dan mengisap kotoran di udara. Bahkan tanaman mampu menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan manusia.
7.           Manfaat edukatif. Semakin langkanya pepohonan yang hidup di perkotaan membuat sebagian warganya tidak mengenalnya lagi. Karena langkanya pepohonan tersebut maka generasi manusia yang akan datang yang hidup dan dibesarkan di perkotaan seolah tidak mengenal lagi sosok tanaman yang pernah ada. Sehingga penanaman kembali pepohonan di perkotaan dapat bermanfaat sebagai laboratorium alam.